AP Photo/Hussein Malla Demonstran melintas di depan gambar Raja Abdullah dari Arab Saudi, saat aksi peringatan empat tahun bom mobil yang menewaskan mantan PM Lebanon Rafik Hariri, di Beirut, Lebanon, Sabtu (14/2). Raja Abdullah melakukan reformasi besar-besaran di negerinya. |
kairo, kompas - Raja Abdullah bin Abdul Aziz dari Arab Saudi, Sabtu (14/2), melakukan reformasi di negaranya. Dia membongkar kabinet pemerintahan, mengganti gubernur bank sentral, dan mengangkat perempuan pejabat pertama Noura al-Faez sebagai wakil menteri pendidikan.
Raja Abdullah juga mengganti Kepala Dewan Mahkamah Agung, Sheikh Saleh al-Luhaidan, yang selama ini dituding menghalangi upaya reformasi. Selain perubahan di jajaran institusi agama, Raja Abdullah juga menunjuk pejabat baru di departemen pendidikan, kehakiman, penerangan, dan kesehatan.
Perubahan terbesar ada di lembaga Dewan Syura. Ketua Dewan Syura Luhaidan, yang telah menjabat di posisi itu selama lebih dari 40 tahun, digantikan oleh Saleh bin Humaid.
Selama ini Luhaidan amat terkenal karena beberapa kebijakan ”tegas” yang berpijak pada ajaran konservatif. Salah satu pernyataan tegas pernah diutarakan Luhaidan, September lalu, untuk menanggapi program-program di stasiun TV satelit. Menurut Luhaidan, pemilik stasiun TV satelit yang menayangkan program ”tidak bermoral” harus dibunuh.
Perubahan besar yang lain juga terjadi di institusi tertinggi berisi ulama-ulama besar, yaitu Dewan Ulama. Untuk pertama kalinya, Raja Abdullah menunjuk utusan dari empat sekolah hukum agama Islam Sunni di dalam Dewan Ulama. Sebelumnya hanya tokoh atau perwakilan dari sekolah-sekolah Hambali yang mendominasi di Dewan Ulama. Akibatnya, yang mendominasi di dewan itu hanya ajaran versi Arab Saudi konservatif.
Pada sektor ekonomi, Raja Abdullah juga mengganti Direktur Bank Sentral Hamad Saud al- Sayyari yang sudah menjabat posisi itu selama 26 tahun (sejak tahun 1983). Sebagai pengganti, Raja Abdullah menunjuk Muhammad al-Jasser, wakil gubernur Badan Moneter Arab Saudi (SAMA). ”Ini titik balik bagi Arab Saudi. Perubahan terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah Arab Saudi selama 20 tahun,” kata salah seorang anggota Dewan Syura, Mohammad al-Zulfa.
Perempuan pertama
Perubahan lain yang juga mengejutkan adalah penunjukan seorang perempuan, Noura bin Abdullah al-Faez, sebagai salah satu wakil menteri pendidikan dan pengajaran. Noura akan membantu Menteri Pendidikan dan Pengajaran Pangeran Faisal bin Abdullah, salah satu putra Raja Abdullah.
Noura menjadi perempuan pertama yang menduduki jabatan tertinggi pemerintahan di negara yang dikenal konservatif dan puritan itu. Kaum perempuan Arab Saudi masih dilarang mengemudikan kendaraan. Terpilihnya Noura menjadi dobrakan baru dalam tradisi sosial politik Arab Saudi. Pangeran Faisal bin Abdullah menyambut baik penunjukan perempuan sebagai salah satu wakilnya. ”Penunjukan perempuan ini hal yang wajar. Perempuan adalah mitra pria dan tidak perlu dipandang aneh, apalagi Noura mempunyai kemampuan dan kredibilitas untuk itu,” kata Pangeran Faisal.
Noura menyatakan, ini adalah langkah awal yang akan diikuti masuknya perempuan di posisi tinggi kementerian lain. ”Ini merupakan kehormatan bagi kaum perempuan Arab Saudi,” kata Noura, ibu dari lima anak yang meraih gelar master bidang pendidikan dari universitas di AS.
Sejak Juni 2001, Noura menjabat direktur urusan perempuan di institut administrasi di Riyadh. Ia juga pernah menjabat sebagai direktur seluruh sekolah perempuan selama satu tahun. Ia menegaskan, dalam posisi sebagai deputi menteri, akan melaksanakan banyak program dalam pengembangan pendidikan kaum perempuan. Dia akan membentuk tim kerja terpadu dengan dipimpin kementerian pendidikan. (REUTERS/AFP/AP/MTH/LUK)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar