Jumat, 27 Maret 2009

Walisongo dan Teori keturunan Tionghoa



Raden Patah ( Tan Jin Bun )


Mungkin saja benar kalau umat Muslim merasa gerah, apabila mendengar bahwa delapan dari Sunan Walisongo itu adalah orang Tionghoa. Walau Nabi Muhammad SAW sendiri pernah bersabda “Tuntutlah ilmu walau sampai negeri Cina” (Al Hadits), nah pada saat itu orang Tionghoanya sendirilah yg datang ke Indonesia, sehingga kita tidak perlu repot2 harus pergi belajar ke Tiongkok untuk menuntut ilmu disana.

Prof Slamet Mulyana pernah berusaha untuk mengungkapkan hal tersebut diatas dalam bukunya “Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara”, tetapi pada th 1968, bukunya dilarang beredar, karena masalah ini sangat peka dan menyangkut masalah SARA. Kenapa demikian?

Bayangkan saja yang mendirikan kerajaan Islam pertama di Jawa adalah orang Tionghoa, bahkan Sultannya yg pertama pun adalah orang Tionghoa: Chen Jinwen alias Raden Patah alias Panembahan Tan Jin Bun.
ilustrasi RADEN PATAH

** Raden Patah adalah pendiri dan sultan pertama Kesultanan Demak yang memerintah tahun 1475-1518. Pada masanya Masjid Demak didirikan, dan kemudian ia dimakamkan di sana.

** Pada tahun 1479 ia meresmikan Masjid Agung Demak sebagi pusat pemerintahan. Ia juga memperkenalkan pemakaian Salokantara sebagai kitab undang-undang kerajaan. Kepada umat beragama lain, sikap Raden Patah sangat toleran. Kuil Sam Po Kong di Semarang tidak dipaksa kembali menjadi masjid, sebagaimana dulu saat didirikan oleh Laksamana Cheng Ho yang beragama Islam.

** Menurut kronik Cina dari kuil Sam Po Kong, nama asli Raden Patah adalah Jin Bun, putra Kung-ta-bu-mi (alias Bhre Kertabhumi) raja Majapahit (versi Pararaton) dari selir Cina.


Orang Portugis menyebut Raden Patah “Pate Rodin Sr.” sebagai “persona de grande syso” (orang yg sangat bijaksana) atau “cavaleiro” (bangsawan yg mulia),

walaupun demikian orang Belanda sendiri tidak percaya masak sih sultan Islam pertama di Jawa adalah orang Tionghoa. Oleh sebab itulah Residen Poortman 1928 mendapat tugas dari pemerintah Belanda untuk menyelidikinya; apakah Raden Patah itu benar2 orang Tionghoa tulen?

Poortman diperintahkan untuk menggeledah Kelenteng Sam Po Kong dan menyita naskah berbahasa Tionghoa, dimana sebagian sudah berusia 400 tahun sebanyak tiga cikar/pedati. Arsip Poortman ini dikutip oleh Parlindungan yang menulis buku yang juga kontroversial Tuanku Rao, dan Slamet Mulyana juga banyak menyitir dari buku ini.

Pernyataan Raden Patah adalah seorang Tionghoa ini, juga tercantum dalam Serat Kanda, Raden Patah bergelar Panembahan Jimbun, dan dalam Babad Tanah Jawi disebut sebagai Senopati Jimbun. Kata Jin Bun (Jinwen) dalam dialek Hokkian berarti “orang kuat”.

Cucunya dari Raden Patah, Sunan Prawata atau Chen Muming/Tan Muk Ming adalah Sultan terakhir dari Kerajaan Demak, berambisi untuk meng-Islamkan seluruh Jawa, sehingga apabila ia berhasil maka ia bisa menjadi “segundo Turco” (seorang Sultan Turki ke II) setanding sultan Turki Suleiman I dengan kemegahannya.


Walisongo


Walisongo atau Walisanga yg berarti sembilan (songo) Wali, tetapi ada juga yg berpendapat bahwa perkataan songo ini berasal dari kata “tsana” yg berarti mulia dalam bahasa Arab sedangkan pendapat lainnya mengatakan bahwa kata tersebut berasal dari kata “sana” dalam bahasa Jawa yang berarti “tempat”.

Para wali tersebut mendapatkan gelar Sunan, yang berarti guru agama atau ustadz, namum perkataan Sunan itu sebenarnya diambil dari perkataan “Suhu/Saihu” yg berarti guru dalam bahasa dialek Hokkian, sebab para wali itu adalah guru2 Pesantren Hanafiyah, dari mazhab (sekte) Hanafi. “Su” singkatan dari kata “Suhu” dan “Nan” berarti selatan, sebab para penganut sekte Hanafi ini berasal dari selatan Tiongkok.
ilustrasi SUNAN AMPEL
ilustrasi SUNAN KALIJAGA
Meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai siapa saja yang termasuk sebagai Walisongo, pada umumnya terdapat sembilan nama yang dikenal sebagai anggota Walisongo yang paling terkenal, yaitu:

1. Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim

2. *Sunan Ampel atau Raden Rahmat
3. *Sunan Bonang atau Raden Makhdum Ibrahim
4. *Sunan Drajat atau Raden Qasim
5. *Sunan Kudus atau Jaffar Shadiq
6. *Sunan Giri atau Raden Paku atau Ainul Yaqin
7. *Sunan Kalijaga atau Raden Said
8. *Sunan Muria atau Raden Umar Said
9. *Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah

Para Walisongo tidak hidup pada saat yang persis bersamaan. Namun satu sama lain mempunyai keterkaitan erat, bila tidak dalam ikatan darah juga karena pernikahan atau dalam hubungan guru-murid.


** Sunan Ampel alias Raden Rahmat lahir pada th 1401 di Champa (Kamboja), ia tiba di Jawa pada th 1443. Pada saat itu di Champa banyak sekali orang Tionghoa penganut agama Muslim yg bermukim disana.

** Pada th 1479, Sunan Ampel mendirikan Mesjid Demak. Ia juga perencana kerajaan Islam pertama di Jawa yang ber-ibu kota di Bintoro Demak, dengan mengangkat Raden Patah alias Chen Jinwen - Tan Jin Bun sebagai Sultan yang pertama.


* Delapan dari Sunan Walisongo itu adalah orang Tionghoa (?)

3 komentar:

yayak mengatakan...

Kasian wali songo ini,habis mengislamkan nusantara,keturunan nya pindah agama konghucu dan kristen

Anonim mengatakan...

Aneh ya kita semua.. begitu tau wali songo itu orang china langsung blingsatan semua..

Unknown mengatakan...

Kalau delapan wali dari sembilan adalah orang China, maka AHOK itu orang Islam. Mengapa sekarang dia diganyang? Apakah agama Islam lagi merosot. Pemilian umum yang kedua terachir, partai Islam tidak bisa menang. Yang menang adalah orang Marhein (PNI), orang abangan.