Selasa, 24 Maret 2009

Human Capital Rendah, Dunia Islam Tertinggal



Negara-negara Muslim memiliki kewajiban untuk menampilkan kompetensi dan kesiapannya untuk menjadi bagian dari proses globalisasi dan modernisasi.


KUWAIT CITY-- Negara-negara Islam harus membangun dan memperbaiki human capital-nya. Ketertinggalan, kemiskinan, serta kebodohan yang dialami negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim terjadi akibat minimnya pembangunan human capital.

Penegasan itu diungkapkan Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi, seusai bertemu Perdana Menteri Kuwait, Syeikh Nasser Mohammed Al-Ahmed Al-Jaber Al-Sabah, di Kuwait City, Senin (23/3). Kedua negara Muslim itu bersepakat menggulirkan program guna membantu negara-negara Muslim yang tertinggal dalam pembangunan human capital.

Menurut Abdullah, pembangunan human capital sangat penting jika negara-negara Muslim ingin meraih kemajuan. "Malaysia dan Kuwait perlu memikirkan cara untuk membantu negara-negara Muslim tertinggal untuk bangkit dan maju, melalui program-program pelatihan bagi kalangan generasi muda,'' ungkap Abdullah seperti dikutip The Stars.

Abdullah juga sempat menyoroti kompleksnya isu-isu di dunia Muslim. Menurut Abdullah, begitu beragamnya pendapat dan perbedaan dalam mengadopsi solusi yang tepat, telah membuat dunia Islam sulit bersatu.

Ketidakmampuan untuk bersatu itu telah membuat umat Muslim tak mampu merespons secara tepat tantangan globalisasi dunia di bidang ekonomi, politik, serta sosial. Abdullah memaparkan, masalah yang dihadapi Irak, Afghanistan, serta Palestina terjadi akibat dunia Islam terpecah.

Sesungguhnya, tegas dia, negara-negara Muslim memiliki kewajiban untuk menampilkan kompetensi dan kesiapannya untuk menjadi bagian dari proses globalisasi dan modernisasi. Untuk mencapai itu, masyarakat Muslim perlu mereformasi dan memperbarui pemikirannya, terutama dalam proses pemerintahan. ''Untuk itu, kita perlu memprioritaskan pembangunan human capita, melalui pendidikan dan pengembangan riset bagi umat.''

Dalam lawatannya ke kawasan Teluk itu, Abdullah serta perdana menteri Kuwait juga membahas situasi dan kehancuran yang menimpa Gaza, Palestina. ''Sungguh sebuah situasi yang sangat menyedihkan,'' katanya. Abdullah mendesak agar Organisasi Konferensi Islam (OKI) membantu rakyat Palestina di Gaza. Abdullah menyerukan agar penderitaan rakyat Gaza harus segera diakhiri.


Dunia Islam harus bersatu
Sebelumnya, Ketua Majelis Pakar Ulama Iran, Ayatollah Akbar Hashemi Rafsanjani, menyerukan agar dunia Islam bersatu. Menurut dia, musuh-musuh Islam telah sukses memecah belah Muslim. Hal itu, kata Rafsanjani, dibuktikan dengan tindakan semena-mena dan dikuasainya dunia Islam oleh mereka.

Rafsanjani menuturkan, perbedaan aliran dan pendapat dalam ajaran Islam telah mendorong musuh untuk terus memecah belah kekuatan negara-negara Muslim. Akibatnya, dunia Islam menjadi lemah dan musuh Islam mampu mengusai dunia dengan arogan. ''Senjata utama untuk menghancurkan konspirasi musuh adalah persatuan umat,'' paparnya dalam Konferensi Internasional Persatuan Umat ke-22, pekan lalu.

Menurut Rafsanjani, Islam memiliki banyak aturan terkait hak asasi manusia (HAM), hak wanita, dan hak kebebasan berbicara dan berekspresi. Ajaran Islam itu, kata dia, lebih progresif dibandingkan aturan yang dimiliki dunia Internasional, yang sesungguhnya juga mengadopsi dari sumber-sumber Islam.

Kata dia, musuh-musuh Islam selalu berupaya memecah belah dunia Islam dengan menggunakan aturan dan ambiguitas. Konferensi Internasional Persatuan Islam itu dihadiri 200 perwakilan dari 45 negara. Konferensi itu dihadiri sejumlah pemikir dari negara-negara Islam, seperti Iran, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Arab saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, Oman, Sudan, Kuwait, Maroko, Indonesia, Uzbekistan, Yaman, serta negara Muslim lainnya. hri

(-)

Tidak ada komentar: