Jakarta, Kompas
Salah satu poin pentingnya adalah mengakomodasi proposal Pemerintah Indonesia tentang pembentukan dana siaga yang berasal dari dan digunakan untuk negara-negara berbasis ekonomi syariah di dunia atau dikenal dengan Islamic Expenditure Support Fund.
Wakil Ketua Panitia Penyelenggara WIEF Ke-5, Irman Gusman, mengungkapkan hal itu saat membacakan Deklarasi Jakarta, dalam Penutupan WIEF Ke-5 di Jakarta, Selasa (3/3). Acara ini ditutup oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Proposal tentang pembentukan Islamic Expenditure Support Fund tersebut diungkapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika membuka WIEF, Senin (2/3).
Deklarasi Jakarta menetapkan tujuh kelompok rekomendasi. Pertama, rekomendasi untuk mengatasi krisis keuangan global.
Kedua, langkah-langkah pengamanan produk makanan. Ketiga, pengamanan energi.
Kelima, pengembangan bisnis yang dilakukan oleh perempuan di negara Muslim. Keenam, pengembangan kapasitas para pemimpin muda di negara-negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI). Ketujuh, kesepakatan untuk mengembangkan dunia pendidikan.
Menurut Irman, salah satu langkah konkret dalam mengatasi krisis keuangan global adalah dengan mendukung percepatan perluasan kerja sama ekonomi regional melalui implementasi Rencana Aksi 10 Tahun OKI.
Sementara itu, Ketua Yayasan WIEF, Tun Musa Hitam, mengatakan bahwa deklarasi tersebut merefleksikan ide-ide yang muncul dalam tiga hari penyelenggaraan WIEF Ke-5.
”Lebih memulai dari hal-hal kecil, daripada mengungkapkan hal-hal yang besar, namun setelah itu dilupakan,” ujarnya.(OIN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar