Jumat, 07 Agustus 2009

Chilla, Strategi Dakwah Islam ke Seluruh Dunia



Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjalankan dakwah Islam. Organisasi Islam non-politik Jamaah Tabligh yang memiliki pengikut di berbagao belahan dunia menggelar acara tahunan "Chilla" yaitu perjalanan ke berbagai negara dalam rangka dakwah Islam.

Chilla diambil dari bahasa Parsi "Chihli" yang artinya empat puluh. Chilla adalah lanjutan dari pertemuan "Bishwa Ijtima" atau Jamaah Muslim Dunia bulan Januari kemarin di ibukota Bangladesh, Dhaka. Pertemuan yang diorganisir oleh Jamaah Tabligh itu dihadiri oleh jutaan orang, 10.000 orang diantaranya peserta dari 108 negara. Pertemuan di fokuskan pada cara-cara untuk menyebarkan pesan-pesan Islam ke seluruh dunia.

Setelah pertemuan yang berlangsung selama tiga hari itu, ratusan ribu orang yang bersedia ikut dalam program "Chilla" berkumpul di masjid Jamaah Tabligh, Masjid Kakrail di Kota Dhaka. Para peserta dibagi dalam beberapa kelompok. Masing-masing kelompok beranggotakan 10 sampai 20 orang. Mereka akan menjalankan misi dakwah dengan melakukan perjalanan ke berbagai negara selama 40 hari.

Salah satu peserta yang setiap tahun ikut misi tersebut adalah Mohammed Fauzia, warga Malaysia yang bekerja sebagai teknisi. Fauzia, 44, sudah 15 tahun mengikuti misi ini. "Saya berusaha keras untuk bisa ikut Chilla setiap tahun dan menjalankan dakwah Islam ke seluruh dunia. Saya sudah pernah berkunjung ke berbagai negara seperti Australia, Thailand, Pakistan dan India," tutur Fauzia.

Peserta lainnya adalah Erfan Ibrahim asal Afrika Utara yang berprofesi sebagai guru mengatakan, alasanya ikut misi ini karena ia meyakini bahwa setiap Muslim harus menjalankan dakwah Islam.

"Kami menjalankan misi dakwah dengan Jamaah Tabligh untuk membawa kedamaian di dunia," kata seorang pengusaha asal Pakistan.

Mereka yang pernah ikut "Chilla" mengakui bahwa misi dakwah itu telah membawa dampak positif bagi diri mereka dan orang lain. Abdul Jamal, jamaah asal Malaysia mengatakan bahwa tujuan utamanya terlibat dalam misi dakwah ini, yang paling utama adalah untuk memperbaikan diri sendiri.

Pernyataan Jamal dibenarkan oleh jamaah asal Pakistan yang berprofesi sebagai pengusaha tadi. "Muslim harus memperbaiki diri sendiri dulu sebelum melakukan kegiatan dakwah," ujarnya.

Peserta "Chilla" lainnya berpendapat, melakukan perjalanan ke berbagai negara untuk berdakwah membantu penyebaran pesan-pesan ajaran Islam yang benar. "Kita harus menyebarkan Islam ke seluruh dunia," kata Mohammed. Menurutnya, sejak pertama kami ikut misi ini, ia menyaksikan banyak orang dari berbagai negara merasakan kedamaian dalam Islam.

Abdur Rahman dari Rusia menambahkan, misi dakwah sangat penting di saat umat Islam sedang mendapat sorotan dan Islam distereotipekan sedemikian buruknya. Ia mencontohkan dakwah di negaranya, Rusia yang berdampak cukup signifikan. Kegiatan dakwah yang intensif di negara itu membuahkan hasil dimana ada sekitar 200 orang di Moskow yang masuk Islam setiap tahunnya.

"Pola pikir masyarakat Rusia berubah beberapa tahun belakangan ini," kata Abdur Rahman yang masih berusia 17 tahun.

"Masyarakat Rusia yang dulunya berpikir agama Islam identik dengan terorisme dan bahwa orang Islam itu suka membunuh, sekarang mereka paham bahwa Islam merupakan agama yang paling berkembang di dunia dan orang Islam adalah orang yang mencintai perdamian," tukas Abdur Rahman. (ln/iol)

Tidak ada komentar: